Tehnik Meningkatkan Keaktifan Siswa dalam Belajar dengan Metode Problem Based Learning
Cari Berita

Advertisement

Tehnik Meningkatkan Keaktifan Siswa dalam Belajar dengan Metode Problem Based Learning

Guru SD
Kamis, 19 Oktober 2017

Problem Based Learning Tehnik Meningkatkan Keaktifan Siswa dalam Belajar


Siapa yang tidak pernah punya masalah di dunia ini? Nampak mustahil ya. Agar tidak berlarut-larut, Anda harus mencari solusi untuk mengatasi masalah tersebut. Namun, adanya masalah juga bisa disikapi dengan bijak. Semakin sering Anda berhadapan dengan masalah, semakin dewasa dan bijak pula Anda nantinya.

Bicara mengenai masalah, di dunia pendidikan ada metode pembelajaran problem based learning (PBL). Umumnya, metode ini akan mengenalkan siswa pada suatu kasus yang memiliki keterkaitan dengan materi yang dibahas. Kemudian, siswa akan diminta agar mencari solusi untuk menyelesaikan kasus/masalah tersebut. Selain itu, metode ini akan meningkatkan kecakapan berpartisipasi dalam tim. Seperti apa bentuk metode pembelajaran PBL? Simak dulu yuk!

Dilansir dari laman blog.ruangguru.com Metode Problem Based Learning merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang berusaha menerapkan masalah yang terjadi di dunia nyata. Dengan ini, siswa akan dilatih berpikir kritis serta menemukan solusi. Ada enam ciri Metode Problem Based Learning, di antaranya:
  1. Kegiatan belajar dimulai dengan pemberian sebuah masalah.
  2. Masalah yang disuguhkan masih berkaitan dengan kehidupan nyata para siswa.
  3. Mengorganisasikan pembahasan seputar masalah, bukan disiplin ilmu.
  4. Siswa diberi tanggung jawab maksimal dalam menjalankan proses belajar secara langsung.
  5. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok kecil, terjadi kolaborasi.
  6. Siswa harus mendemonstrasikan kinerja yang sudah dipelajari.

baca juga :

Langkah-langkah dalam menerapkan Metode Problem Based Learning sebagai berikut :

1. Orientasi siswa pada masalah


Pertama, sampaikan pada siswa tentang tujuan pembelajaran yang ingin Anda capai. Kemudian, sajikan sebuah masalah yang harus dipecahkan siswa. Masalah digunakan untuk meningkatkan rasa ingin tahu, kemampuan analisis, juga inisiatif. Pastikan setiap anggota paham berbagai istilah serta konsep yang ada dalam masalah. Sebagai guru, Anda juga berperan sebagai pemberi motivasi agar setiap siswa terlibat langsung dalam pemecahan masalah.

2. Mengorganisasi siswa


Setiap anggota dalam kelompok akan menyampaikan informasi yang sudah dimiliki perihal masalah yang ada. Kemudian, akan terjadi diskusi yang membahas informasi faktual, dan juga informasi yang dimiliki setiap siswa. Nah, di sinilah brainstorming dilakukan. Peran Anda sebagai guru adalah membantu siswa untuk mengorganisasikan tugas belajar yang relevan dengan masalah yang disajikan.

3. Membimbing penyelidikan


Mendorong siswa dalam pengumpulan informasi yang relevan, melaksanakan eksperimen, hingga mendapat insight untuk pemecahan masalah.

4. Mengembangkan hasil karya


Membantu siswa ketika proses perencanaan dan penyajian karya. Beberapa di antaranya video, model, laporan, dan membagi tugas di antara anggota dalam kelompok.

5. Analisis dan evaluasi


Arahkan siswa untuk melakukan refleksi dan evaluasi dalam setiap proses yang dijalankan dalam penyelidikan. Kelompokkan bagian yang sudah dianalisis keterkaitannya satu dengan lain. Manakah yang paling menunjang, bertentangan, dan lain-lain.

baca juga :
> Tehnik Kreatif dalam mendidik Siswa Lewat Permainan Tradisional
> Metode Inovatif yang baik dicontoh dalam Mengajar Ala Dragon Zakura

Secara singkat, tahapan analisis dan evaluasi yaitu :
  1. Menyadari masalah
  2. Merumuskan masalah
  3. Merumuskan hipotesis
  4. Mengumpulkan data
  5. Menguji hipotesis
  6. Menentukan pilihan penyelesaian

Kelebihan dari metode pembelajaran Problem Based Learning


Metode yang efektif untuk memahami isi pelajaran.
  • Menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa.
  • Meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa.
  • Mengaplikasikan materi yang selama ini diajarkan ke dalam kehidupan nyata.
  • Mengembangkan pengetahuan baru hasil dari brainstorming.
  • Belajar bertanggungjawab atas pembelajaran yang dilakukan.
  • Menunjukkan pada siswa bahwa mata pelajaran yang dipelajari di kelas pada dasarnya merupakan sesuatu yang harus dimengerti. Bukan hanya sekadar belajar dari guru atau baca buku.
  • Lebih menyenangkan.
  • Mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis dan menyesuaikan dengan pengetahuan baru.
  • Meningkatkan minat siswa untuk belajar terus menerus, bahkan di luar sekolah. 

sumber artikel : GuruSD